Tanaman padi yang ditanam di areal persawahan dengan tanaman padi yang ditanam pada areal ladang atau areal perbukitan berbeda, karena penanaman padi di areal persawahan membutuhkan banyak air sedangkan tanaman padi di areal ladang atau perbukitan tidak membutuhkan air yang terlalu banyak melihat ketersediaan air yang ada pada areal tersebut. Jenis tanaman paadi yang cocok ditanam pada daerah ladang atau perbukitan adalah jenis padi gogo. Karena jenis padi gogo ini berbeda dengan jenis padi yang ditanam pada areal persawahan seperti padi sri, jenis padi gogo tidak membutuhkan banyak air dan juga pengolahannya pun cukup mudah. Berikut cara mudah budidaya padi gogo, yang dikutip dari
8villages.com dan faunadanflora.com :
Baca Juga :
Mulsa Plastik Hitam Perak Untuk Meningkatkan Hasil Panen
Pengaturan Lahan
Pengolahan tanah untuk pertanaman padi gogo dimulai sebelum atau menjelang musim penghujan. Pengolahan tanah dilakukan sesuai kondisi lahan. Pada prinsipnya pengolahan tanah dilakukan untuk menciptakan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan tanaman, yaitu menciptakan keseimbangan antara padatan, aerasi dan kelembaban tanah. Cara pengolahan tanah adalah sebagai berikut:
- Lahan dibersihkan dari tanaman penggangu dan rumput sambil memperbaiki pematang dan saluran drainase.
- Tanah dibajak dua kali pada kedalaman 25-30 cm, tanah dibalik.
- Pemupukan organik diberikan pada waktu pembajakan yang kedua sebanyak 20 ton/ha.
- Untuk menghaluskan tanah, tanah digaru lalu diratakan.
- Tanah dibiarkan sampai hujan turun.
Baca Juga :
Cara Praktis dan Kekinian Menanam Bawang Daun di Polybag
Penanaman Benih
Cara tanam dengan teknik tebar dilakukan dengan menyebar rata diatas permukaan tanah atau lahan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Kebutuhan benih pada cara ini biasanya lebih banyak dibandingkan cara yang lain, yaitu berkisar 60-70 kg/ha. Cara tanam ini mempunyai keuntungan tenaga kerja tanam yang dibutuhkan sedikit. Kelemahan dari cara ini antara lain:
- Memerlukan benih lebih banyak.
- Resiko benih dimakan hama lebih tinggi, karena di permukaan.
- Tanaman lebih peka terhadap kekeringan atau kekurangan air.
- Resiko benih hanyut jika terjadi hujan lebat lebih tinggi.
- Lebih sulit dalam perawatan, termasuk pengendalian gulma.
Untuk mengurangi resiko atau kelemahan tersebut maka perlu dilakukan antisipasi seperti pembuatan saluran drainase atau parit-parit sehingga terbentuk bedeng-bedeng untuk mencegah genangan air. Guna mengendalikan rumput sebaiknya diaplikasikan herbisida pra tumbuh sebelum sebar benih. Penggunaan seed treatment untuk menanggulangi hama.
Penyiangan
Dilakukan secara mekanis dengan cangkul kecil, sabit atau dengan tangan waktu tanaman berumur 3-4 minggu dan 8 minggu. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama dan 1-2 minggu sebelum muncul malai.
Pemupukan
Pupuk yang digunakan dalam budidaya padi gogo sebaiknya dikombinasikan antara pupuk organik dan pupuk anorganik. Pemberian pupuk organik (pupuk kandang atau kompos), dapat memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Sedangkan pemberian pupuk anorganik yang dapat menyediakan hara dalam waktu cepat, pada dosis yang sesuai kebutuhan tanaman berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan hasil. Pupuk organik diaplikasikan pada saat penyiapan lahan. Pupuk ini dipakai untuk meningkatkan kandungan C organik tanah dan meningkatkan kehidupan mikroorganisme tanah.
Dosis pupuk pada pertanaman padi gogo harus disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanahnya. Jenis pupuk anorganik yang diberikan berupa 150-200 kg/ha Urea, 75 kg/ha TSP dan 50 kg/ha KCl. Pupuk TSP dan KCl diberikan saat tanam dan urea pada 3-4 minggu dan 8 minggu setelah tanam. Pupuk urea, TSP maupun KCl sebaiknya diberikan dalam alur atau ditugal kemudian ditutup kembali dengan tanah untuk mencegah kehilangan unsurnya.
Pemanenan
Umur panen padi gogo bervariasi tergantung varietas dan lingkungan tumbuh. Panen sebaiknya dilakukan pada fase masak panen yang dicirikan dengan kenampakkan >90% gabah sudah menguning (33-36 hari setelah berbunga), bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau dan kadar air gabah 21-26 %. Panen yang dilakukan pada fase masak lewat panen, yaitu pada saat jerami mulai mengering, pangkal mulai patah, dapat mengakibatkan banyak gabah yang rontok saat dipanen. Sebelum pemanenan, dilakukan pengeringan sawah 7-10 hari sebelum panen, gunakan sabit tajam untuk memotong pangkal batang, simpan hasil panen di suatu wadah atau tempat yang dialasi.
Panen dengan menggunakan mesin akan menghemat waktu, dengan alat Reaper binder panen dapat dilakukan selama 15 jam untuk setiap hektar, sedangkan dengan Reaper harvester panen hanya dilakukan selama 6 jam untuk 1 hektar. Perontokan hasil panen menggunakan pedal thresher. Perontokan dengan pengebotan (memukul-mukul batang padi pada papan) sebaiknya dihindari karena kehilangan hasilnya cukup besar, bisa mencapai 3,4%. Kegiatan yang dilakukan pasca panen seperti berikut:
- Lakukan secepatnya setelah panen, gunakan cara diinjak-injak (sekitar 60 jam orang untuk 1 hektar), dihempas/dibanting (sekitar 16 jam orang untuk 1 hektar) dilakukan dua kali di dua tempat terpisah. Dengan menggunakan mesin perontok, waktu dapat dihemat. Perontokan dengan perontok pedal mekanis hanya memerlukan 7,8 jam orang untuk 1 hektar hasil panen.
- Bersihkan gabah dengan cara diayak/ditapi atau dengan blower manual. Kadar kotoran tidak boleh lebih dari 3 %.
- Jemur gabah selama 3-4 hari selama 3 jam per hari sampai kadar airnya 14%. Secara tradisional padi dijemur di halaman. Jika menggunakan mesin pengering, kebersihan gabah lebih terjamin daripada dijemur di halaman.
- Gabah dimasukkan ke dalam
karung bersih dan jauhkan dari beras karena dapat tertulari hama beras. Gabah siap dibawa ke tempat penggilingan beras.
0 Komentar