Budidaya Cabai dengan Cara Beda? Dutch Bucket Jawabannya


Kamu tahu tanaman cabai? Pastinya tahu dong. Nah, dalam menanam cabai, kita dapat menanamnya di halaman ataupun perkarangan rumah dengan cukup mudah. Salah satu metode yang saat ini sedang populer dan banyak digunakan oleh para pembudidaya cabai adalah Dutch bucket. Tapi, apa itu sistem bucth bucket?

Dutch bucket merupakan sistem budidaya untuk jenis tanaman yang memiliki jenis akar tunggang. Nutrisi yang biasanya diaplikasikan dalam sistem dutch bucket ini memakai sistem tetes atau drip system yang langsung diarahkan ke akar tanaman serta sisanya akan dibawa lagi ke tandon untuk disirkulasikan kembali.

Baca Juga :
- Ingin Timun Berbuah Banyak? Coba Terapkan Cara Ini
- Agar Kondisi Tetap Sehat, Ini Cara Benar Membuat Kandang Itik
- Bertanam Bayam Organik di Rumah, Mudah, Murah, dan Sehat

Untuk media tanam sendiri bisa menggunakan cocopeat, arang sekam, hidroton, kerikil, pecahan genteng ataupun pecahan batu bata. Cabai merupakan tanaman yang mempunyai jenis akar tunggang, jadi sangat cocok menggunakan sistem bucth bucket ini. Untuk cara budidaya cabai dengan sistem bucth bucket, berikut penjelasannya.


Alat dan Bahan
Persiapan alat serta bahan yang bakal dipakai untuk menanam cabai secara sistem hidroponik dutch bucket yakni antara lain pot bucket (contoh; bekas wadah ice cream), netpot berukuran 10 cm, kain flanel, pH meter, benih cabai, rockwool, pecahan genteng, gelas ukur, TDS meter, air serta juga nutrisi sayuran buah.

Persemaian
Tahap persemaian bisa dikerjakan dengan menyiapkan rockwool untuk dijadikan media semai yang berukuran 3 x 3 x 3 cm. Satu kotak rockwool bisa diisi 1 benih cabai serta dispray memakai air biasa. Hasil semaian lalu diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari penuh supaya benih bisa berkecambah. Ketika proses benih berkecambah, cek kondisi serta spray semaian tiap pagi ataupun sore hari supaya kelembabannya terjaga.

Pindah Tanam
Untuk proses pindah tanam benih cabai bisa dikerjakan ketika bibit telah keluar daun sejatinya. Perkiraan usia bibit bisa dipindah antara 15-21 hari sesudah di semai. Pindah tanam dikerjakan dengan cara memindah bibit yang ada pada rockwool ke netpot yang telah diberi kain flanel. Bibit yang sudah dipindah pada netpot bisa ditambahkan media padat seperti pecahan genteng untuk dijadikan penguat tanaman saat tumbuh. Pindah tanam dikerjakan ketika pagi atau sore hari saat keadaan sejuk dan teduh.

Pemeliharan
Tahap perawatan tanaman cabai dengan sistem dutch bucket meliputi; pemberian nutrisi, cek pH, cek organisme pengganggu tanaman serta cek peralatan hidroponik. Pemberian nutrisi bisa dimulai sejak pindah tanaman benih cabai. Nutrisi yang diberikan untuk taman cabai yakni nutrisi AB Mix sayuran buah ataupun nutrisi AB Mix khusus untuk cabai. Aplikasi nutrisi yang diberikan bertahap adalah pada fase vegetatif serta generatif.

Pemanenan
Umur panen tanaman cabai berkisar 8-10 minggu sesudah pindah tanam. Ciri tanaman cabai yang telah siap untuk panen adalah cabai berwarna merah serta kulit buah yang nampak mengkilat. Namun, untuk warna cabai yang siap panen tak selalu menjadi merah, tergantung juga pada jenis cabai, sebab ada beberapa cabai yang warnanya ungu ataupun warna lain. Panen cabai tak cuma satu kali, sesudah panen tanaman masih dapat ditambahkan nutrisi serta mampu menghasilkan panen cabai lagi sampai 5-6 kali.


Selain pakai sistem dutch bucket, kamu juga bisa melakukan budidaya cabai dengan menggunakan polybag loh. Nah, jadi buat kamu yang tertarik juga buat budidaya cabai tapi denganmedia tanam polybag, kamu bisa beli dan dapatkan polybag murah disini. Untuk pertanyaan soal produk atau pemesanan, langsung hubungi admin ya.

Customer Service :
Mobile : 081232584950 / 087702821277 / 085233925564
Phone : 031-8830487
Chat Whatsapp :
http://bit.ly/AdminLC1
http://bit.ly/AdminLC2
http://bit.ly/AdminLC3

Posting Komentar

0 Komentar