Nggak Asal Petik, Begini Cara Panen Pisang Sesuai Prosedur


Siapa yang tak kenal buah pisang? Pastinya kamu tak akan menjawab tak kenal, tentu kenal bukan? Pasti juga hafal dengan jenis-jenis pisang seperti pisang ambon, pisang susu, pisang raja, pisang kepok, pisang mas, serta masih banyak jenis pisang lainnya lainnya.

Harap maklum, buah pisang merupakan buah yang hampir ada di seluruh pelosok Indonesia. Pohonnya pun tumbuh di mana-mana, di samping jalan, di pinggir sungai, di halaman rumah, di kebun, hingga di semak belukar hutan.

Baca Juga :
- Tips Merawat dan Memanen Rambutan, Agar Berbuah Sehat
- Sangat Canggih, 5 Robot Pertanian Ini Patut Ada di Indonesia
- Stix Fresh, Stiker Inovatif yang Bisa Membuat Buah Tahan Lama

Rasa buahnya yang enak serta manis, serta harganya yang terjangkau membuat pisang digemari semua lapisan masyarakat. Apalagi, budidaya pohon pisang tak rumit, sehingga membuat orang tertarik untuk menanamnya. Tingkat kematangan buah merupakan faktor penting pada mutu buah pisang.

Buah yang dipanen kurang tua, meskipun bisa matang, tetapi kualitasnya kurang baik sebab rasa serta aromanya kurang baik. Sebaliknya, bila buah dipanen terlalu tua, rasa manis serta aroma buah kuat, tetapi memiliki daya simpan yang pendek.

Oleh sebab itu tingkat ketuaan panen sangat erat kaitannya dengan jangkauan pemasaran serta tujuan penggunaan buah. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memanen buah pisang ialah umur panen pisang, waktu panen serta prosedur panen.

Umur Panen

Waktu memanen pisang bisa dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu dengan menghitung jumlah hari dari bunga mekar sampai siap dipanen ataupun dengan melihat bentuk buah. Buah pisang bisa dipanen berumur 80 – 100 hari, tergantung varietas. Ada juga penentuan panen berdasarkan hari setelah jantung pisang dipotong.

Buah yang tua biasanya sudut buah tumpul serta membulat, daun bendera mulai mengering, bekas putik bunga mudah patah. Penentuan umur panen harus didasarkan pada jumlah waktu yang diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah penjualan sehingga buah tak terlalu matang ketika sampai di tangan konsumen.


Untuk keperluan ekspor, pisang dipanen tak terlalu tua (tingkat kematangan 75-85%) tetapi sudah masak fisiologis (kadar patinya sudah maksimum). Tanda-tanda fisik ketuaan buah pisang diantaranya ialah Buah tampak berisi, bagian linger (tepi) buah sudah tak ada lagi.

Dan juga warna buah hijau kekuningan. Untuk buah pisang dengan tingkat kematangan penuh, pada tandannya ada buah yang sudah masak (2-3 buah), serta Tangkai di putik telah gugur.

Kematangan buah tersebut bisa digolongkan menjadi beberapa tingkatan yaitu:
1. Tingkat kematangan buah ¾ penuh. Tandanya bentuk linger buah tampak jelas, berumur kurang lebih 80 hari dari keluarnya jantung
2. Tingkat ketuaan buah hampir penuh. Beberapa linger buah masih tampak, umur buah ini kurang lebih 90 hari dari keluarnya jantung
3. Tingkat ketuaan penuh. Linger buah sudah tak tampak lagi, berumur kurang lebih 100 hari dari keluarnya jantung
4. Tingkat ketuaan buah benar-benar penuh. Bentuk linger buah sudah tak tampak lagi, kadang-kadang buah pecah serta 1 – 2 buah berwarna kuning, berumur 110 hari dari keluarnya jantung

Untuk pemasaran lokal, petani lebih suka memetik buah pisang pada stadia tingkat ketuaan penuh, dalam 3 – 4 hari akan menjadi matang penuh. Untuk pemasaran yang akan memakan waktu cukup lama, seperti keluar daerah, keluar pulau, ataupun untuk ekspor, buah sebaiknya dipanen pada tingkat ketuaan ¾ penuh sehingga daya simpan menjadi lebih lama.

Selain tanda-tanda fisik, tingkat ketuaan buah juga bisa ditentukan dari umurnya yaitu sekitar 12-15 bulan sejak tanaman ditanam sampai panen. Bila dihitung sejak pisang mulai berbunga sekitar 4 – 6 bulan ataupun tergantung varietasnya, seperti pisang kapok bisa dipanen pada umur 167 hari, pisang tanduk 151 hari, pisang barangan 150 hari.


Waktu Panen

Waktu pemanenan pisang harus disesuaikan dengan keperluan. Pemanenan yang terlalu cepat akan mempengaruhi mutu pisang akan rendah meskipun daya simpannya lebih lama. Demikian sebaliknya, bila panen dilakukan terlambat, maka pisang segar tak cocok lagi diekspor sebab cepat membusuk.

Pemanenan pisang bisa dilaksanakan pada pagi hari (jam 07.00 – 10.00) ataupun (jam 15.00 – 17.00) dalam kepaduan cerah, tetapi yang paling baik ialah pagi hari. Pemanenan tak dianjurkan pada waktu hujan sebab bisa meningkatkan serangan busuk buah dalam gudang penyimpanan.

Prosedur Panen

Cara pemanenan buah pisang harus mengikuti prosedur untuk menghasilkan buah pisang yang bermutu, antara lain yakni; Menggunakan parang yang tajam serta bersih, dicuci dengan Lysol/bayclin, Batang pisang ditebang dengan cara menusuk batangnya/membacok separuh batang setinggi ½ dari tinggi batang supaya tandan pisang tak menyentuh tanah serta buah tak tergores tanah.

Tandan dipotong dengan golok yang tajam Lengkungan tandan sebisa mungkin melebihi diameter tandan. Getah tak boleh menetes ke buah ataupun bekas potongan tandan dibungkus dengan plastik. Tempat pengumpulan diberi alas tandan pisang untuk menghindari buah rusak/tergores.

Posting Komentar

0 Komentar